order | agreement | ask?






 

Our Product

 

Our Project

 

Our Client

 

 




Making Free Website

Free Webhosting

Free Mail 6GB

Get Money

Adsense



Are you Japanese lover?
Yes
No
I dont know
  

My Photo
Name:
Location: Jakarta, Selatan, Indonesia

Hello you there... Thanks to visit this Blog, I hope you can participate in here and enjoyed this Blog. Thanks!



GLAY RETURNING TO THE US!!

Single video clip terbaru GLAY

GLAY end VERB Tour in US...!!

REVIEW: GLAY - VERB

GLAY VERB TOUR

GLAY HISTORY

Belajar Huruf KANJI

L’Arc~en~Ciel’s “KISS” album on iTunes!L’Arc~en~Ci...

L’Arc~en~Ciel History II

Sejarah Panjang Origami ...





May 2008 August 2008 September 2008 August 2009





You've got a friend in Japan at J-List!
Click for J-List



 


Best view with Fireworks

 

Pasang Iklan

Disini

 

Sunday 25 May 2008
GLAY HISTORY
GLAY HISTORY


Glay merupakan salah satu band terbesar di Jepang. Band ini merupakan saingan terberat dari B’z, L’Arc~en~Ciel dan Luna Sea (namun sekarang Luna Sea telah bubar). Band asal Hakkodate yang berada di area abu-abu (diantara Rock-Pop) ini dulunya harus bekerja keras untuk bisa menembus major label.

Dahulu kala… (ciehhh~). Takuro selaku leader Glay, semasa masih SMP mempunyai band yang bernama GUEST APO. Band ini beraliran Punk +Takkun:YATTA!!!+. Punk merupakan aliran yang dia sukai. Namun seiring berjalannya waktu. Takuro ingin berontak. Ia ingin main ballad. Sehingga GUEST APO harus bubar karena ia ingin bermain punk dan ballad. Dan ini menjadi fondasi dasar dari GLAY. Dark Music (hard rock, punk) dan White Music (ballad). Jadi, dia menetapkan nama GLAY yang berasal dari kata GREY atau abu-abu.

Kemudian Takuro segera mencari 2 member lagi untuk mengisi posisi vocal & drummer. Bassist-nya merupakan ex bassist GUEST APO. Untuk membentuk band yang megah, ia memerlukan orang-orang yang berkualitas. Lalu ia coba menghubungi Teru yang merupakan sohibnya sejak masih SD (Takkun merupakan murid transferan waktu kelas 5 SD). Teru menjadi additional drummer untuk band lain di sekolah. Namun saat ditelepon Takuro, ia langsung mengatakan “OK!!”.

Sembari menunggu penampakan vocalist yang pas dengan konsep GLAY. Mereka terus berlatih. Kekosongan posisi ini berlangsung cukup lama ( Ternyata Takkun emank selektif sekalee~). Sehingga para member mengeluh kesulitan berlatih karena tidak adanya vocalist. Tanpa disangka, suatu hari Teru menelepon Takuro dan berkata “ Aku telah merekam suaraku dalam kaset untuk latihan kita” (Ahh.. Takkun, ternyata orang yang kamu cari2 slm ini ada di dkt mu). Begitu mendengar suara serak nan sexy milik Teru. Dia segera menepuk bahu Teru dan berkata, “ Mulai sekarang kamu jadi vocalist”. Lalu mereka segera mencari drummer lain sebagai pengganti Teru. Setelah lengkapnya member, mereka mulai membagi-bagi demo tape.

Sewaktu kelas 2 SMU, Takuro tertarik dengan seorang cowok sekelasnya (Loh.. Mazz.. Yaoi ya??). Takuro telah mendengar sepak terjangnya sebagai guitarist band ARI (mereka pernah ngadain show bareng). Cowok tadi mandang rendah GLAY. “Ini sih bukan rock”, ujarnya sinis. Ia menganggap GLAY hanya meniru BOOWY. Meski ia mengakui kalau GLAY juga memainkan lagu ori mereka.

Takuro ternyata pantang menyerah (Ferut maju Fantat mundur, nakk!!). lalu ia mengeluarkan kata2 pertamanya, “Aku mendengarkan lagu2 Watanabe Misato”. “Sapa tu?!”, balas cowok cuek itu. Biarpun pada akhirnya pembicaraan mereka ga nyambung. Tapi Takuro tetaplah Takuro, ia terus berusaha. Sebelumnya di kelas Takuro, aliran Pop yang merajai. Namun di kelas II ini, Dark Rock-lah yang berkuasa. Takuro sempat mendatangi rumah cowok itu. Dan benar-benar shock karena melihat kamar cowok itu. Dekorasinya benar-benar metal \m/

Kali ini keberuntungan menghinggapi Takuro. Band ARI bubar. Dan akhirnya cowok yang beraliran Dark Rock itu bergabung dengan GLAY. Dan jadilah Hisashi sebagai lead guitarist & anggota ke-5 GLAY.

Bulan February 1990, mereka membuat lagu “Zutto Futari de..” yang dihadiahkan pada kakak perempuan Teru saat upacara pernikahannya. Kakak Teru menangis karena tersentuh. Sejak itulah Teru berusaha dengan baik untuk bisa menghayati dan mengekspresikan lagu. (Pantesan w kepincut ama karakter vocal & penghayatan Teko)

Di tahun ini pula GLAY lulus dan mengadakan show terakhir mereka di AUN-DO. Tiketnya SOLD-OUT. Namun kemudian mereka terpecah menjadi 2. teru, Takuro dan Hisashi memutuskan untuk berjibaku ke Tokyo. Teru berangkat duluan. Esoknya, 1 April. Hisashi ikut berangkat. Kemudian Takuro segera menyusul sehari setelah Hisa berangkat.

Di Tokyo, mereka mencari drummer dan bassist. Shingo yang merupakan teman lama Teru dan Takuro. Bersedia menjadi bassist. Lalu mereka mengedarkan banyak demo tape ke live house. Di visual live house, mereka kurang rock. Dan di pop live house, mereka terlalu rock. Ada yang bilang GLAy tak punya kepribadian. (Sialan!! Siapa yank berani bilank geeto??? Bosen idup lo???)

Menghadapi penolakan berkali-kali. Sang drummer memilih hengkang dari GLAY. Lagipula mereka butuh banyak uang untuk transportasi dan berlatih. Untuk bertahan hidup di tengah kerasnya Tokyo. Teru memilih arubaito di sebuah perusahaan percetakan dan konstruksi. Sama halnya dengan Takuro yang juga arubaito di perusahaan percetakan, konstrusi dan took video (Mereka nguli?? –; ). Tapi yang paling mantabh adalah arubaito-nya Hisa. Dye beruntung dapet arubaito di sebuah konbini dan Game Center.

Tiap selesai pulank kerja jam 6 sore. Takuro pulank bareng Hisa karena rumah mereka berdekatan. Di rumah Hisa, mereka berunding tentang GLAY. Yang adanya hanya pucink sendiri sampe ketiduran. Perundingan tersebut hampir saja merubah konsep GLAY. Untungnya tak ada yang berniat untk merubah image GLAY.

Pada bulan Juni mereka balik ke Hakkodate untuk mengadakan show bareng band lain termasuk PIERROT ( Bukan PIERROT yank terkenal sekarang). Dua bulan sesudahnya, GLAY mendapat kesempatan mengadakan live pertama mereka di Potato House di Urawa dengan hanya 2 orang audience saja!!!. (Kyaaaa~~ bodohnaaaaa…… w mw koq neliat kalian ne-band!!)

Pada Desember 1991. GLAY tampil dalam acara TV yang menampilkan band-band amatir. Yaitu acara TV Ikasu Tengoku Band. Saat itu Luna Sea juga ikut tampil.

Setahun kemudian untuk mengisi kekosongan drummer. Shingo pindah ke posisi drummer. Dan Hisa harus berpindah ke Bass. Pada saat itu GLAY mulai bisa tenag karena dapat nge-band di live house EXP & LAZY WAYS. Di sini fans mereka berjumlah hingga 50 org (Gpp nak.. nyante aja..). tak lama kemudian posisi drummer diisi Akira. Mereka berkesempatan unutk mengadakan bbrp konser kecil di Tokyo. Glay juga menjual beberapa demo tape yang habis terjual saat itu juga. Dengan mulai suksesnya GLAY. Mereka mengadakan pesta kecil dengan 15 orang teman lawas yang dating dari Hakkodate.

Pada waktu itu Takuro mengundang Wayama Yoshihito, bassist Pierrot yang lagi ada di Tokyo. Takuro juga mengajaknya bergabung karena Shingo mengundurkan diri. Mulanya Wayama tidak suka GLAY karena GLAy begitu terkenal. “Emank apa sih GLAY itu??”. Ini didasari karena ia menyukai musik rocl dan Gun N Roses. Ironisnya, semua teman dan anggota band-nya ternyata fans GLAY. Tapi itu ga berarti ia males temenan sama GLAY. Takuro menyarankan agar ia mengadu nasib di Tokyo. Namun ia menolaknya. Tapi Takuro memohon agar ia membantu 1 lagu saja. Sebagai seorang teman ia setuju. “Kurasa dengan merekrutnya, kita akan makin dapat menarik fans cewek”, ungkap Takuro. Dan ternyata pilihan Takuro ini benar2 tepat. (lha I-yes tho nak… JIRO gitu!!!)

Niatnya yang semula hanya ingin membantu 1 lagu. Ternyata ia tak berdaya dgn musik GLAY yg bener2 keren. Dan akhirnya wayama yang memperkenalkan dirinya sebagai JIRO di stage ini kecantol dengan GLAY & menjadi bassist tetap GLAY di tahun 1992. Jiro berpendapat bahwa band yang beraliran visual itu langka. Karena itulah GLAY susah menembus live house. Namun hal itu sudah bukan masalah lagi sekarang. Karena sudah mulai muncul band2 beraliran visual. Dan mereka menjadi semakin populer.

Setahun kemudian, pada Januari 1993. para staff Extacy Record mendapatkan demo tape GLAYdan mengirimkannya pada Yoshiki (Leader sekaligus penggebuk drum, pemain piano melankolis, pencipta lagu dan pengarang lirik hampir semua musik fenomenal X-JAPAN).
Pada Oktober 1993, saat GLAY manggung di Ichikawa Club Gio. Yoshiki yang sangat penasaran dengan GLAY. Langsung tertarik & menawarkan untuk menjadi produser GLAY. Takuro bercanda dengan berkata mereka mau hanya jika Yoshiki yang main piano. Namun guyonan itu ditanggapi serius oleh Yoshiki.

Seluruh anggota GLAY terkejut bercampur senang. Tak menyangka kalau artis sekaligus produser sekaliber Yoshiki menghadiri konser kecil mereka. Bahkan menawarkan kesempatan rekaman. Member GLAY saat itu mengaku belum siap untuk terjun ke dunia showbiz J-Rock. Namun setelah Yoshiki meyakinkan dengan sedikit sejarah awal bagaimana ia membesarkan band X-Japan. GLAY pun menerima kesempatan emas ini.

Akhirnya bulan Desember 1993 album indies pertama mereka yang berjudul “HAI TO DAIYAMONDO” mulai masuk proses rekaman. Dengan begitu sudah tak diragukan lagi kualitas lagu GLAY yang mampu membuat yang gak suka menjadi suka. Dan mampu menyedot perhatian pemimpin band legendaris.

Tahun 1994, GLAY mulai membukukan banyak konser2 musik sukses. Terutama sejak kontrak pertama mereka ditandatangani. Konser pertama mereka sejak terikat kontrak bahkan harus membuat fas mereka harus antri dari Rokumei-Kan hingga Meguro Station di Meguro. Bulan February mereka terbang ke LA Amrik untuk melakukan proses rekaman album pertama mereka yang langsung di bawah pengawasan Yoshiki.

Single debut mereka berjudul “Rain” yang diproduseri oleh Yoshiki direkam di studio One on One Recording Studio di LA. Single tsb dirilis tgl 25 Mei 1994. dan menjadi theme song film musim panas dgn judul Yamato Takeru. Single ini dirilis di label studio milik Yoshiki, Platinum Records. Single ini terjual hingga 150 juta copy!!! Mereka kemudian untuk pertama kalinya tampil di acara TV Music Station.

Single ke-2 mereka “Manatsu no Tobira”, diserahkan pada Tsuchiya Masami sbg produser penggantinya dan mereka mulai debut live di shibuya-On Air West. Tiketnya SOLD OUT dalam 2 jam. Single yg dirilis pd 15 Juni ini mjd OP Song anime Yamato Takeru yang terjual hingga 100 juta copy.

Lalu pada bulan Agustus 1994 mereka mulai merekam album pertama mereka berjudul “Hai to Daiyamondo”. Dengan Masahide Sakuma sbg producernya. Sakuma ini menjadi produser setia GLAY sampai sekarang. Kontribusinya sangat besar pada GLAY. Hai to Daiyamondo Japan National Tour telah menanti mereka di tgl 26 September & diselenggarakan di 13 kota besar.

Tahun 1994 ditutup dgn dirilisnya single ke-3 mereka, “Kanojo no Modern…”. Single tsb rilis 16 November. Sejak PV Kanojo no Modern… dirilis. Image GLAY sbg band eksekutif dgn jas hitamnya mulai melekat. Di setiap konser, para fans selalu treak-treak request lg Rain. Namun, Rain yg lekat dgn image Yoshiki ini selalu dilewatkan oleh GLAY. Hal ini dilakukan krn selama ini GLAY selalu mendapat kritik sambal yg mengatakan bahwa ketenaran mereka itu diperoleh dari Yoshiki (Perasaan, Luna Sea juga diadopsi ama Hide ~ X-Japan).
Namun seiring berjalannya waktu, gossip itu punah. Dan semua mengakui klo GLAY memang berkualitas. Tapi tak bisa disangkal, memang krn Rain yg mempunyai roh Yoshiki inilah GLAY bisa debut. Namun GLAY berusaha dengan kemampuan sendiri untuk merajai dunia per~J-Rock~an Jepang.

Tahun 1995 GLAY semakin tenar. Banyak lg mereka dijadikan OST drama di TV. Misalnya ”Freeze my Love” untuk dorama Ring no Tamashii.

GLAY langsung melejit ketika album pertama mereka “Speed Pop” nangkring di Oricon Chart pada posisi 8. di tahun ini GLAY mendapat bantuan dari D.I.E sbg add. Player pd posisi keyboardist. Ia masuk setelah sebelumnya Nobumasa Akira yg mjd add. Player pd posisi drummer, memutuskan hengkang.

Speed Pop yang rilis dengan sukses ini kemudian menularkan kesuksesannya pd setiap konser promo mereka yg selalu kehabisan tiket di 10 kota di Jepang. Tur yg bertajuk Speed Pop Gig 95 ini sudah mulai memunculkan D.I.E dalam penampilan mereka.

Single ke-5 “Zutto Futari de” rilis tgl 17 Mei. Single ini ditunjuk jd theme acara Channel 99 di salah satu stasiun TV swasta Jepang. Berbarengan dengan dirilisnya single ini. Glay merilis clip collection pertama mrk, “Video GLAY”.

Single ke-6, “Yes Summerdays” rilis 9 Agustus dan menjadi jingle iklan Chamellia Diamonds. Kemudian single ke-7, “Ikkiteku Tsuyosa”. Menjadi OP song acara TV Kaza-ana Down Town.

Tahun 1995 ditutup konser GLAY Final The Glorious Night di Club Gio. Pada salah satu sesi konser, Hisashi memamerkan kemampuannya menggunakan Macintosh untuk menghasilkan efek digital.

Tgl 17 Januari, GLAY membuka tahun 1996 dengan merilis single ke-8, “Glorious”. Single ini menjadi Jingle iklan Victoria skiwear dan berada di posisi 8 Oricon Chart.

Bulan February, Glay merilis album ke-2, “Beat Out”. Album ini langsung nampang di posisi pertama Oricon Chart pada minggu pertama perilisannya. Mereka mulai menggelar tur promo album ini sejak 29 February dgn jdl Beat Out ’96 Tour.

Dengan popularitas yang semakin menanjak. Di bulan April mereka mulai masuk studio rekaman kembali untuk mulai rekaman album ke-3 mereka. Album ini mulai direkam sejak 5 Juni, dimana sebelumnya mereka juga sempat merilis Video Glay 2 yang nampang sbg album video paling diinginkan pada posisi 1 Oricon chart.

Di bulan Juni mereka terbang ke London untuk shooting pv “Beloved. Di sana mereka banyak menyelesaikan album ke-3 mrk. Pada 20 Juni di Jepang, GLAY merilis buku dokumentasi mereka. Tak lama kemudian Beloved dirilis. Lagu ini menjadi theme song dorama Hito-natsu no Propose. Single ini juga merupakan single ke-9 mereka. Kemudian disusul oleh single ke-10, “A Boy, Zutto Wasurenai”. Single ini juga langsung menjadi theme song acara TV Pop Jam. Dan akhirnya setelah 7 bulan, mereka merilis album ke-3 yang berjudul “Beloved”. Album ini juga langsung disusul dengan konser promo “97-97 Tour Beloved You”. Konser ini digeber di 25 kota, dengan 33 penampilan dan 8 penampilan classical.

Tahun berikutnya difokuskan pada kegiatan promo tour. Karena album Beloved baru saja dirilis. Pada 14 Mei 1997, GLAY sempat merilis single ke-11. Single ini berjudul “Kuchibiru” yang menjadi theme song acara TV Hey!Hey!Hey!. Single ini menduduki posisi 1 Oricon chart.

Single ke-12 menyusul di bulan Oktober dgn judul “However”. Sama dgn single sebelumnya, However masuk di peringkat 1 Oricon chart. Single ni terjual 1 juta copy di hari pertama perilisannya.

Pada 7 Oktober dirilislah album ke-4, “Best Album Review”. Sebulan setelah dirilis, album ini mencetak angka penjualan 3 juta copy sekaligus merajai Oricon chart. Album ini menunjukkan bahwa GLAY lagi sibuk. Sehingga materi kebanyakan mrpkn aransemen ulang dari single2 terbaik yg telah dirilis sebelumnya.

Single However yg telah dirilis sebelumnya dijadikan theme song drama baru berjudul Ryakudatsu Ai. Dimana Takuro juga dikontrak untuk menggarap soundtracknya. Tahun 1998 merupakan tahun dgn 2 moment terbesar. Pertama yaitu dirilisnya “Video GLAY 3”, an kedua adalah masuknya album Best Album Review sebagai album musik dgn catatan penjualan terbesar di Jepang hingga saat itu.

Soundtrack Ryakudatsu Ai kemudian dirangkum bersama aransemen ulang lagu2 lama GLAY. Hasilnya adalah album ke-5 GLAY, “GLAY Song Book”. Di bulan April 1998 dirilis single ke-12 dan 13 secara bersamaan. Single “Yuuwaku” yang menjadi jingle iklan TDK. Dan “Soul Love” yg menjadi jingle iklan Kanebo. Keduanya sama2 nongkrong di posisi 1 & 2 Oricon chart pada waktu dirilis. Setekah kedua album yg berisi materi yg tdk sepenuhnya baru, Glay merilis album “Pure Soul” pada 29 Juli. Yang dikuti dn serangkaian promo tour album ini. Pada bulan November GLAY merilis single ke-14 mrk, “Be With You”.

Pada thn 1999 hingga 2002, GLAY punya setumpuk aktivitas dan prestasi baru hingga skhirnya mereka vakum selama 2 tahun dan kemudian merilis “The Frustated”. Di masa-masa vakum mereka, GLAY hanya merilis 2 album kompilasi lagu-lagu terbaik mereka dlm 2 paket album “Rare Collectives 1 & 2” . tahun 1999 mereka mendapat additional player baru pada keyboard yaitu Komori. Mereka juga banyak menelurkan single2 baru diantaranya “Winter Again” (3 February 1999), “Survival” (19 Mei 1999), “Kokodewanai Dokoka e” (25 Agustus 1999), “Happiness” (1 January 2000), “Missing You” (15 November 2000), “Global Communication” (25 April 2001), “Stay Tuned” (4 Juli 2001), “Hitohira no Jiyuu” (19 September 2001), “Way of Difference” (27 February 2002), “Mata Kokode Aimashou” (24 Juli 2002) dan “Aitai Kimochi” (31 Juli 2002). Semuanya sukses menembus Oricon chart. Selama thn 1999 GLAY banyak merilis buku2 dan video dokumentasi.

Pada tanggal 1 Mei 1999, GLAY menyumbangkan karya mereka untuk mengenang HIDE X-japan. Selain karena mereka merupakan anak dr Yoshiki, mereka juga sangat megagumi X-Japan. Karena itu mereka juga berpartisipasi dalam album “Tribute Spirits” to Hide ini. GLAY menyanyikan salah satu lagu buatan Hide.

GLAY merilis album “Heavy Gauge” pada tgl 20 Oktober 1999. album ini nongol di posisi 1 Oricon, tiga hari setelah dirilis dan bertahan disana selama beberapa minggu. Kemudian mereka kembali merilis album kompilasi yg berjudul “GLAY Drive Complete Best” pada tanggal 29 November 2000”. Tahun 2001 GLAY kembali vakum. Mereka banyak mengadakan konser ketimbang nggarap lagu.

Akhirnya pada 28 November 2001 GLAY merilis album “One Love”. Setahun kemudian dirilislah album “Unity Roots and Family Away” pada 19 September 2002.

Tahun 2003 mereka merilis album kompilasi “GLAY Rare Collectives 1 & 2”. Kemudian mereka merilis album baru “The Frustated” pada 24 Maret 2004.

GLAY juga merilis kumpulan Pv mereka yg berjudul “Video GLAY” dari 1 sampai 5.

-------------------------------------------------------------------------------------
Source: http://japan5758music.wordpress.com/2008/03/14/sejarah-glay/#more-4
Belajar Huruf KANJI



Source: http://kanji.inn.bppt.go.id/
L’Arc~en~Ciel’s “KISS” album on iTunes!L’Arc~en~Ciel


NEW ALBUM

KISS
Ki/oon Records; December 4, 2007
(Digital-Only Release)

---------------------------------------

One of Japan’s biggest rock icons L’Arc~en~Ciel is making yet another mark in their staggering 15 years career with the release of their new album KISS. The band’s first album in nearly two and a half years, KISS was originally released in Japan in late November, making its debut at number one on weekly album chart. Now waiting is over for American fans with the digital edition of the album, just released today.

The album features 12 powerful songs including five chart-topping singles “SEVENTH HEAVEN”, “MY HEART DRAWS A DREAM”, “DAYBREAKS’S BELL” (Opening theme for a TV anime series Mobile Suite Gundam 00), “Link-KISS Mix-”(Opening theme for Fullmetal Alchemist: The Movie-Conqueror of Shambala) and “Hurry Xmas”.

L’Arc~en~Ciel –hyde (vocal), ken(guitar), tetsu (bass), yukihiro (drums)- is one of the most successful rock bands to emerge from Japan. The band began as independent trendsetters and then rose to multi-platinum superstars; they recorded numerous hit singles and album, sold out the biggest arenas in Japan and launched a successful tour of Asia over the past 15 years. In 2004 they proved their popularity in America when they performed a one-time concert in Baltimore, MD drawing a crowd of 12, 000 crazed fans.

These charismatic rock stars constantly keep themselves busy; after playing 34 sold-out shows in Japan this summer and releasing string of hit singles, L’Arc~en~Ciel has just announced to embark on another expansive Japan tour supporting the release of KISS.

Available: iTunes and other digital music distributors


Source: www.J-Revolution.com
L’Arc~en~Ciel History II

L’Arc~en~Ciel History II


Tahun 1992, Laruku dihadang masalah karena Hiro meninggalkan Laruku. tepat disaat Tetsu sudah mem-booking studio rekaman dan sejumlah live event sudah terdaftar sebagai waiting list. Tetsu yang panik segera mencari personil pengganti, la kemudian memanggil teman kecilnya yang pernah satu band dengannya semasa SMA, Ken. Saat itu Ken sedang menjalani kuliahnya Arsitektur di salah satu universitas di Nagoya. Ken terdaftar sebagai mahasiswa akhir yang tinggal 6 bulan lagi lulus. Tiba-tiba saja Tetsu menelpon, dan memberi tawaran bergabung dengan Laruku. Tetsu hanya memberi Ken waktu 3 hari untuk berpikir. Ken akhirnya menerima tawaran menjadi additional player Laruku dengan pikiran ' ngga ada salahnya membantu teman'.

Tak disangka, Laruku semakin kebanjiran tawaran job. Hingga puncaknya, Laruku dikontrak menjadi major band oleh Sony Music Japan™. Ken mulai dilema, bingung memilih antara bergabung dengan Laruku dan menjadi gitaris sesuai cita-citanya. atau menjadi insinyur sesuai harapan keluarganya. Setelah dibujuk oleh Tetsu. Ken akhirnya memilih untuk berhenti kuliah dan bergabung dengan Laruku sebagai personil tetap. Hal ini membuat Ken diusir dari rumah orang tuanya dan mereka tidak mau berbicara lagi dengannya. Konon, hingga kini Ken maupun orang tuanya masih belum saling bertegur sapa. Laruku pun semakin sibuk manggung.

Hingga pada 1 Oct 1992. mereka merekam Voice untuk Omnibus CD Gimmick. Sebulan berikutnya, single perdana Flood of Tears dirilis pada 25 Nov 1992 dengan jumlah terbatas, 1000 kopi single yang langsung sold out di Jepang. Hingga kini CD ini masih dicari orang, Malah saking langkanya, ada yang menjualnya seharga 60,000 yen, padahal harga originalnya 971 yen!. Akhir Des 1992, Laruku kembali ditinggal personilnya, Kali ini yang mundur adalah Pero, setelah tampil live di Osaka Music Hall. Maka Tetsu kemudian sibuk mencari personil pengganti. Dengan pertimbangan mereka akan ke Tokyo untuk lebih sukses, maka ia fokus mencari pemain drum yang tinggal di Tokyo, Akhirnya, Telsu melihat Sakura di salah satu live house.

Sakura sendiri saat itu tidak tahu ada band bernama L' Arc en Ciel . la akhirnya setuju untuk bergabung dengan L' Arc en Ciel mulai 16 Jan 1993. Setelah personilnya kembali lengkap, Laruku segera menjalani rekaman dibawah label indie Danger Crue Records. Untuk lagu I'm in Pain dan Wo Truth, mereka tidak memasukkannya dalam album ini karena kedua lagu itu buatan Hiro, dan diganti dengan lagu berjudul Shutting From the Sky. Sepanjang rekaman album DUNE, para personil Laruku [kecuali Sakura] tinggal di sebuah mansion tarif mingguan di Tokyo. DUNE akhirnya dirilis pada April 1993 dan berhasil meraih peringkat 1 Oricon chart sebulan kemudian. Hal ini membuat sejumlah major label tertarik untuk memproduseri Laruku, Kemudian mereka menggelar 2 tour "Close to DUNE" dan "Feel of DUNE". Banyak masalah yang mereka hadapi saat menjalani debut ini. Saat itu. mereka masih sering merasa homesick dengan Osaka, sehingga sering bolak-balik Osaka-Tokyo selama 4 jam perjalanan dengan menggunakan mobil dari perusahaan.

Seringkali Tetsu yang menjadi supir, karena Hyde dianggap terlalu pelan [baca: berhati-hati] dalam mengendarai mobil. Kalau Sakura yang tidak hafal jalan. sering nyasar. Sedangkan Ken membawa mobil ugal-ugalan, sehingga membuat Tetsu stres dan tidak bisa tidur di mobil. Sept 1993, diputuskan seluruh anggota Laruku pindah ke Tokyo untuk mengembangkan karir. Hanya Hyde yang memilih telap tinggal di Osaka, karena ia tidak ingin jauh dari teman dan keluarga, serta merasa tidak kerasan dengan keadaan Tokyo yang terlalu metropolis, Ditanya plan menjadi major band. Tetsu berpikir banwa Sony adalah pilihan terbaik. Maka langkah selanjutnya ia mengontak Ki/oon yang merupakan sublabel dari Sony Record Japan. Pihak Sony pun berminat unluk memproduseri Laruku. Akhirnya, Laruku menggelar tour terakhirnya sebagai band indies dalam Nostalgia no Yokan dimana seluruh tiketnya habis terjual dalam waktu singkat. Mereka juga tampil dalam acara TV special "L'Arc en Ciel Valentine TV Special • Nostalgia no Yokan" untuk membahas mengenai konser ini, Hyde sempat berkata "Kami tidak akan pernah melupakan konser ini. Kami sangat bahagia dan akan berusaha lebln baik lagi untuk bisa mewujudkan impian kami.

Seandainya ini menjadi menjadi live terakhir Laruku, aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi kami semua pasti akan menangis di backstage setelahnya". Juli 1994, adalah saat bersejarah dimana Laruku menandatangani kontrak sebagai major band. Sebuah kehidupan baru pun dimulai. Kalau sebelumnya mereka bermusik sambil menjalani kerja part time, kini mereka berkonsentrasi penuh bekerja di dunia musik yang sebenarnya. Bagi Ken, melihat Laruku yang semakin bersinar, ia yakin suatu saat orang tuanya akan memaafkan dan mau menerimanya kembali ke rumah, Dibawah Sony Music Japan™, Laruku merilis single major pertama, Blurry Eyes. Single ini berhasil meraih peringkat teratas Oricon chart.

Awal karir yang gemilang ini disusul dengan perilisan single kedua Vivid Colors yang menjadi ending theme untuk Guru Guru 99 [c/w song-nya, Brilliant Years menjadi ending theme untuk Shindora], dan album Tierra. Menurut Tetsu, Laruku tidak memilih mana single yang akan dijadikan hits. Saat itu mereka membuat musik hanya berdasarkan imajinasi mereka saja tanpa berpikir lagu tersebut yang akan menjadi ngetop. "Biarlah fans yang menilai lagu-lagu kami,"

Source: http://moehars.blogspot.com/2008/01/sejarah-laruku-bagian-ii.html
Sejarah Panjang Origami

origami_by_beccapark.jpgSiapa tak kenal origami. Seni melipat kertas yang sangat populer di negri sakura ini, merujuk pada seni melipat kertas menjadi suatu bentuk atau gambaran tertentu. Bentuk yang dimaksud bisa berupa hewan, tumbuhan, ataupun benda tertentu. Origami bisa menggunakan berbagai jenis bentuk kertas. Bisa pula menggunakan kertas putih maupun berwarna, sebagian yang lain bahkan memberi warna saat bentuk akhir origami berhasil dibuat. Meski demikian, ada juga beberapa purist (sebutan untuk para pengamal origami) yang memberlakukan syarat ketat pada origami, diantaranya:

  • Hanya kertas berbentuk bujursangkar yang digunakan
  • Gunting, lem, dan alat tulis tidak digunakan sama sekali

Origami dipercaya telah ada sejak kertas pertama kali digunakan, yaitu pada abad pertama Cina. Tepatnya pada 105 M oleh Ts’ai Lun. Contoh-contoh awal origami yang berasal dari Cina antara lain tongkang Cina dan kotak. Pada abad ke enam, cara pembuatan kertas itu kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab dan ke Jepang (610 M) oleh seorang sami Buddha bernama Dokyo yang juga merupakan doktor peribadi Ratu Shotoku.


Perjalanan Origami Tradisioal di Jepang


origami_swan_by_sweetcivic.jpg Di Jepang, Origami dipercaya telah ada sejak Zaman Heian (741-1191) di kalangan kaum sami Shinto sebagai penutup botol sake (arak beras) saat upacara penyembahan, wanita dan kanak-kanak. Pada masa itu origami masih dikenal dengan istilah orikata, orisui ataupun orimono.

Pada masa itu memotong kertas menggunakan pisau diperbolehkan. Bentuk yang dikenal pada zaman Kamakura (1185-1333) adalah noshi. Noshi adalah kependekan dari noshi-awabi, yaitu daging tiram nipis yang dijemur dan dianggap sebagai hidangan istimewa orang-orang Jepang. Noshi dianggap sebagai pembawa keberuntungan pada siapa saja yang menerimanya.

Senjak Zaman Muromachi (1338-1573) penggunaan pisau untuk memotong kertas telah dihentikan. Origami kemudian berkembang menjadi suatu cara memisahkan masyarakat golongan kelas atas dan kelas bawah. Samurai mengikuti ajaran Ise sementara masyarakat biasa mengikut ajaran Ogasawara.

Dalam perkembangannya origami telah menjadi begitu identik dengan buday Jepang, yang diwariskan secara turun-temurun dari masa ke masa. Origami terutama berkembang dengan menggunakan kertas asli Jepang yang disebut Washi.

Saat ini origami telah menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari budaya orang Jepang. Terutama dalam dalam upacara adat keugamaan Shinto yang tetap dipertahankan hingga sekarang.

Dalam tradisi shinto, kertas segi empat dipotong dan dilipat menjadi lambang simbolik Dewata dan digantung di Kotai Jingu (Kuil Agung Imperial) di Ise sebagai sembahan. Pada upacara perkawinan Shinto, kertas membentuk rama-rama jantan (o-cho) dan rama rama betina (me-cho) menggunakan asas bom air “water bom”, membalut botol sake (arak beras) sebagai lambang pengantin lelaki dan perempuan. Selain itu Origami juga digunakan untuk upacara keagamaan yang lain. Pada mulaannya Origami hanya diajarkan secara lisan. Panduan tertulis membuat origami dikenal ada dalam buku Senbazuru Orikata (Bagaimana Melipat Seribu Burung Jenjang/Orizuru)) pada 1797. ketika itu origami masih dikenali sebagai orikata. Buku ini dianggap buku Origami tertua di dunia dan mengandungi 49 REN-ZURU (Jenjang berkait) dan KYO-KA (puisi lucu pendek). Pengarangnya bernama AKISATO RITO yang mengumpulkan model-model GIDO bersama KYO-KA dan menerbitkannya sebagai Senbazuru Orikata.

Pada tahun yang sama suatu risalah berjudul “Chushingura Orikata” yang memuat lipatan bentuk manusia turut dikeluarkan oleh pengarang yang sama. Pada 1850 suatu naskah tulisan lain berjudul Kayaragusa diterbitkan. Naskah ini berisi 2 bagian origami , yaitu rehlah dan keagamaan. Kebanyakannya merupakan model origami yang terdapat pada Chushingura Orikata.

Pada 1819 buku “Sekejap mata menghasilkan burung kertas” memperlihatkan bagaimana burung dihasilkan dari kertas. Kemudian pada tahun 1845 kumpulan lengkap bentuk lipatan tradisi Jepang ditulis dan diterbitkan dalam buku Kan no mado. Buku itu berisi lebih kurang 150 contoh origami, termasuk model katak.
Pada tahun 1880 seni melipat kertas itu mulai orang dengan Origami. Kata itu berasal dari bahasa Jepang oru (melipat) dan kami (kertas). Kata origami kemudian mulai menggantikan istilah orikata, orisui ataupun orimono.

Pada zaman Showa (1926-1989) origami kurang diminati dan hanya noshi yang masih populer digunakan untuk pertukaran hadiah antara samurai. Waktu itu kertas merah dan putih digunakan untuk membalut kepingan nipis daging, tiram, atau ikan.

Pada zaman Edo (1600-1868) produksi kertas yang berlimpah menjadikan kertas mudah diperoleh. Ini menjadikan origami berkembang lebih pesat. Pada akhir zaman Edo hampir 70 bentuk dihasilkan termasuk burung jenjang (Orizuru), katak, kapal dan balon yang masih tetap dikenal hingga sekarang. Pada era Genroku (1688-1704), corak kain origami burung jenjang (Orizuru), dan corak pelbagai bot menjadi populer dan sering dibuat dalam corak kain Ukiyoe. Ini memperlapang jalan origami untuk berkembang lebih luas pada masa sekarang.

Pada zaman Meiji (1868-1912), origami digunakan sebagai alat mengajar di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Itu semua berkat pengaruh dari ahli pendidikan Friedrich Wilhelm August Fröbel (1782-1852). Beliau adalah seorang pendidik Jerman pada abad ke-19. Beliau menggunakan origami tradisional eropa untuk menghasilkan bentuk geometrik. Konsep ini kemudian dipakai secara meluas di Taman Kanak-kanak di Jepang.


ORIGAMI MODERN


origami_guspath2.jpg Origami modern mengenal bentuk lipatan baru yang berbeda dengan bentuk lipatan klasik. Origami modern ini mulai diperkenalkan oleh Akira Yoshizawa di Jepang. Hasil kreatifitasnya berbentuk ramalan bintang diterbitkan dalam majalah “Asahi Graf” edisi Januari 1952. publikasi ini kemudian diikuti dengan pameran hasil karyanya di Museum Stadtlich Amsterdam pada November 1955.

Akira Yoshizawa mempopularkan bentuk-bentuk origami baru yang berbeda dengan bentuk origami tradisional. Dia turut memperkenalkan bentuk awal hewan berkaki empat dengan menggabungkan 2 keping kertas yang berlipat. Semenjak itu pelipat kertas yang lain juga sukses menggunakan asas “Blintzed” untuk membuat lipatan hewan berkaki empat yang dibuat dari selembar kertas tanpa dipotong.

Pameran origami Akira Yoshizawa pada 1960an telah mempopularkan origami di dunia barat. Akira Yoshizawa bersama Sam Randlett kemudian memperkenalkan sistem garis dan anak panah yang digunakan sebagai arahan untuk melipat origami yang dapat dipahami oleh semua orang tanpa menggunakan bahasa.
Dalam usianya ke-83 pada tahun 1999, Akira Yoshizawa telah menghasilkan hampir 50.000 bentuk. Dia selalu memberi tekanan pada ketelitian dan ketepatan dalam bentuk untuk objek origami.

Dan sekarang, telah dikenal berbagai model origami mengagumkan yang diciptakan oleh para pakar origami di seluruh dunia. padahal dahulu, bentuk badan dan kaki hanya bisa dibayangkan saja. Sekarang bentuk anatomi yang tepat telah berhasil dihasilkan. Yang menjadi tantangan pada masa sekarang adalah bagaimana menghasilkan serangga dengan spesies khusus yang bisa dikenali dengan tepat.

Selain dalam pencapaian teknikal, seni lipat kertas origami juga mengalami perkembangan pesat dalam hal jenis dan pilihan kertas yang dipilih. Dalam hal ini Yoshizawa telah mendahului dengan pameran yang mengagumkan, yaitu karya yang menyerupai benda asli. Dia memperkenalkan teknik gabungan kertas mulberi seperti unryu atau chiri yang cukup sesuai untuk lipatan. Yoshizawa juga memperkenalkan lipatan basah, di mana kertas tebal dilipat ketika masih basah. Dengan demikian diperoleh model 3 dimensi dengan sudut lipatan lembut dibentuk.

Sekarang ini, untuk menghasilkan suatu lipatan mengagumkan berwujud origami bukan lagi menjadi rahasia. ada banyak perhimpunan pecinta origami. Baik di Jepang, maupun luar Jepang. Beberapa diantaranya membuat situs web yang dapat diakses siapa saja. Selain itu juga terdapat juga pribadi-pribadi yang membuat web origami sendiri. Jadi setiap orang dapat belajar membuat origami secara lebih mudah dengan panduan web yang mereka buat. Misalnya saja seperti. http://www.spancity.com/yosri/SeniLipatlepat.html, atau
http://www.origami.com

(fransiska yuni)
*diambil dari berbagai macam sumber

Source: http://harajukja.com/?p=229

J-POP HISTORY
SEJARAH J-POP


J-pop merupakan singkatan dari Japanese Pop dan mengacu pada Musik populer di Jepang. Istilah J-pop diambil dari sebuah stasiun radio “J-WAVE” yang menunjukkan jenis musik yang berbeda dari musik rakyat. Penyanyi dari J-pop adalah musisi yg terkenal dan juga seiyuu.


Arti dari J-Pop

J-pop atau Japanese Pop merupakan istilah umum yang mengandung banyak jenis (genre) musik Jepang seperti pop, rock, dance, rap dan soul. Di Jepang, istilah J-pop digunakan untuk membedakan gaya musik modern dengan musik klasik Jepang yang disebut dengan Enka atau bentuk ballad dari Jepang tradisional. Kerap kita mendengar istilah seperti J-rock, Visual Kei dan J-rap, namun semua istilah tersebut berada di dalam naungan J-pop.

Di kawasan Nagoya, istilah Z-pop digunakan untuk musik-musik yang populer di kawasan tersebut. Beberapa lagu Enka seperti yang dinyanyikan oleh Miyuki Nakajima dan Anzenchitai bisa dianggap berada dalam kategori baik Enka ataupun J-pop. Toko-toko musik di Jepang umumnya membagi jenis musik dalam kategori J-pop, Enka, Klasik serta kategori Inggris/internasional.

Sejarah dan Perkembangan J-pop

Akar dari J-pop berawal dari musik Jazz yang menjadi populer pada awal era Showa. Awal Era Showa dimulai pada tahun 1926 oleh Kaisar Hirohito sampai dengan masa Perang Dunia II 1945. Musik Jazz memperkenalkan berbagai jenis alat musik yang sebelumnya hanya dipergunakan untuk musik klasik dan dalam militer, dalam berbagai bar dan klub seperti “Ongaku Kissa” yang merupakan salah satu tempat pertunjukkan Jazz yang terkenal.
Namun dalam masa Perang Dunia II, musik jazz sempat terhenti akibat tekanan dari tentara kerajaan Jepang. Setelah masa perang berakhir, Tentara Amerika Serikat memperkenalkan kepada Jepang jenis musik khas Amerika seperti boogie-woogie, mambo, blues dan country. Jenis-jenis musik tersebut dipertunjukkan oleh para musisi Jepang kepada pasukan tentara Amerika yang menempati markas AS di Jepang. Lagu seperti “Tokyo Boogie-Woogie” yang dinyanyikan oleh Sizuko Kasaoki (1948), “Tennesse Waltz” oleh Eri Chiemi (1951), “Omatsuri Mambo” oleh Misora Hibari dan “Omoide no Waltz” oleh Izumi Yukimura menjadi populer di Jepang. Bahkan musisi luar seperti Jazz At The Philharmonic dan Louis Armstrong pernah mengunjungi Jepang untuk melakukan pertunjukkan. Tahun 1952 merupakan tahun dimana musik Jazz membooming. Namun, Jazz bukanlah jenis musik yang mudah dipelajari sehingga sebagian besar musisi amatir Jepang mempelajari musik country yang dianggap paling mudah dipelajari.

Demam Rock and Roll mulai melanda Jepang pada tahun 1956 oleh sebuah grup musik country, Kosaka Kazuya and Wagon Masters yang merilis album “Heartbreak Hotel”, yang aslinya dibawakan oleh sang raja Elvis Presley. Wabah rock and roll ini mencapai titik puncaknya pada tahun 1959 dengan munculnya sebuah film yang memfokuskan ada pertunjukan grup rock and roll Jepang. Turunnya pamor rock and roll di Amerika Serikat diikuti oleh Jepang seiring dengan banyaknya grup di Jepang yang tak lain hanya meniru Rock and Roll Amerika.

Sebagian besar musisi Jepang mulai memadukan musik pop tradisional Jepang dengan rock and roll. Salah satu yang sukses adalah Kyu Sakamoto dengan “Ue Wo Muite Arukou”. Sedangkan musisi lain memilih untuk menciptakan musik yang baru, dengan mengambil lagu populer di Amerika dan menerjemahkan liriknya kedalam bahasa Jepang sehingga melahirkan istilah “Cover Pop”. Dan juga, banyak dari jazz kissa (yang melakukan pertunjukan di club/café) mulai menghilang akibat dari Stasiun radio dan televisi yang menyiarkan pertunjukan musik yang kemudan mulai menghilang pula dengan munculnya Karaoke. Cover Pop menjadi musik umum di Jepang selama beberapa tahun.

Pada tahun 1970-an sampai pertengahan 1980-an musik di Jepang mulai menerapkan aransemen lagu yang lebih kompleks dan tak lagi menyampaikan pesan sosial dalam musiknya, melainkan mengenai cinta dan kesan pribadi. Musik ini kemudian disebut dengan New Music. Takura Yoshida dan Yusui Inoue merupakan beberapa artis pada masa tersebut.
Pada tahun 1980-an, City Pop muncul pada musik-musik yang bertemakan kota-kota besar di Jepang seperti Tokyo. Karena istilah city pop kurang begitu dikenal, maka kebanyakan lagu dapat dianggap sebagai city pop atau new music. Begitu istilah tersebut menjadi populer, Wasei Pop menjadi istilah untuk mendeskripsikan baik City Pop ataupun New Music. Hingga memasuki tahun 1990, J-pop menjadi sebutan umum untuk sebagian besar musik-musik populer.

Pada akhir tahun 1980-an merupakan bangkitnya salah satu grup rock paling tenar dalam sejarah, Chage & Aska. Duet yang terdiri dari Chage (Shuji Shibata) dan Ryo Aska (Shigeaki Miyazaki) merilis serangkaian karya – karya hits sepanjang tahun 1980 dan 1990 dan mengukuhkan diri mereka sebagai grup rock terpopuler di Asia. Ryo Aska dianggap sebagai salah satu penulis lagu terbaik di Jepang. Namun, dengan munculnya jenis dance music dengan irama techno yang dipunggawa oleh Namie Amuro dan Tetsuya Komuro pada pertengahan dan akhir 1990-an, popularitas grup rock seperti Chage & Aska mulai menurun. Tapi bukan berarti J-Rock hilang pamor begitu saja, musik rock di Jepang mulai dihadiri oleh grup-grup seperti B’z, Mr. Children, L`arc en Ciel, Glay dan sempat heboh oleh musik rock Hide yang radikal.

Pada Tahun 1996 hingga 1998, gaya musik mulai berubah dengan irama dance yang lebih sedikit dan lebih ke pop. Grup seperti Speed, Kinki Kids, Da Pump, Every Little Thing dan Max merupakan grup yang sukses untuk jenis musik ini. Bahkan Namie Amuro pun ikut merubah gaya musiknya. Gaya musik ini pun diikuti oleh hampir semua dan masih mendominasi hingga saat ini.

Pada tahun 1998, grup duet Kiroro melakukan debut dan menjadi populer dengan gaya musik ballad mereka dengan menggunakan piano sebagai alat musik utama. Karena berbeda dan terbilang gaya baru itulah mereka langsung mendapatkan popularitas.

Pada tahun 1999, debut Utada Hikaru di Jepang menjadi populer dengan gaya urban hip-hop dengan pengaruh Amerika yang kental. Gayanya berbeda di Jepang karena lebih mirip atau hampir sama dengan hip-hop Amerika. Itu pun disebabkan karena Utada Hikaru lahir dan besar di New York.
Pada tahun yang sama, muncul Dragon Ash yang meniru habis gaya Rap Amerika. Sejak itu artis-artis hip-hop mulai bermunculan hingga sekarang dan mulai naik daun seperti suksesnya Home Made Kazoku (2004). Namie Amuro lagi-lagi menyesuaikan gaya musiknya dengan irama hip-hop.






Pengaruh J-pop pada Kebudayaan populer

Musik J-pop merupakan bagian dari kebudayaan populer Jepang. Dan telah digunakan dimana-mana seperti anime, iklan, film, acara radio dan televisi, dan video game. Bahkan beberapa acara berita di televisi menggunakan lagu J-pop sebagai penutup acara.

Laju pertumbuhan J-pop luar biasa tingginya. Dalam anime dan acara televisi lainnya, terutama drama, lagu J-pop yang digunakan sebagai soundtrack cenderung berubah setiap musim (season) sampai empat kali dalam setahun. Bila dihitung lagu pembuka (OP) dan penutup (ED) dan acara berlangsung selama satu tahun, maka paling tidak memiliki delapan lagu sebagai bagian dari acara tersebut. Sebagai perbandingan, acara televisi Amerika seperti Buffy the Vampire Slayer yang berjalan selama 7 musim dari tahun 1997 sampai 2003 memiliki 30 lagu dalam 2 album soundtrack. Sebuah anime dengan masa tayang yang sama bisa memiliki sampai 56 lagu dan sedikitnya satu lagu dirilis sebagai single.

Cepatnya laju pertumbuhan J-pop juga mengakibatkan cepatnya pemunculan wajah baru dan juga hilangnya artis. Kebanyakan artis hanya mampu menghasilkan beberapa single dan sebuah album lalu akhirnya memudar. Walau tidak menutup kemungkinan artis pendatang baru dan langsung diangkat soundtrack anime dll. Sangat sulit untuk tetap bertahan lebih lama dari itu. Apabila mampu bertahan selama 10 tahun sudah dianggap luar biasa. Grup seperti Chage & Aska, B’z, Southern All Stars, dan TUBE yang populer selama lebih dari 15 tahun merupakan kesuksesan besar.

Salah satu kunci kesuksesan dalam dunia J-pop adalah mengikuti dan menyesuaikan perkembangan gaya musik seperti Namie Amuro yang berawal dari Techno/dance lalu berubah ke pop dan akhirnya hip-hop. Itulah mengapa Namie sampai sekarang masih saja merupakan artis populer.

Salah satu masalah dari J-pop mirip dengan masalah gaya hidup orang Jepang pasca Perang Dunia II, meniru gaya Amerika dan bahkan musik negara lain. J-pop cenderung identik dengan beberapa musik Amerika. Namun hal ini terbilang wajar di Jepang mengingat sejarah perkembangan musik yang terintimidasi oleh musik Amerika.
Maka tak heran apabila saat mendengarkan J-pop ada beberapa yang mirip sekali dengan lagu amerika yang populer. Dan itu sudah dianggap menjadi bagian dari J-pop, karena sudah teraransir oleh orang Jepang, dinyanyikan oleh orang Jepang untuk orang Jepang.

Berawal dari J-pop yang dipengaruhi musik luar, dan hasilnya pun menggebrak dengan ekspansi sampai ke luar Jepang. Artis-artis J-pop mulai melakukan pertunjukan ke luar Jepang dimulai dari seputar negara-negara di Asia, kemudian meluas ke Australia, Amerika, bahkan Eropa.
Bahkan J-pop mulai dijadikan inspirasi musik di beberapa negara seperti Indonesia dengan grup-grup yang terinspirasi oleh artis Jepang paling pasaran di Indonesia, L`arc en Ciel.

Jenis musik dibawah J-pop

J-pop memiliki kategori sebagian besar musik yang beredar di Jepang antara lain :
- Lagu Anime
- Boy Band
- Bubblegum pop
- Girl Group
- J-rock
- Musik Video game
- Visual Kei

----------------------------------------------------------------------

Source: http://www.indoanime.net/artikel/artikel/jpop.-asal-muasalnya.html
Thursday 1 May 2008
Privacy policy

Web Site Terms and Conditions of Use

1. Terms

By accessing this web site, you are agreeing to be bound by these web site Terms and Conditions of Use, all applicable laws and regulations, and agree that you are responsible for compliance with any applicable local laws. If you do not agree with any of these terms, you are prohibited from using or accessing this site. The materials contained in this web site are protected by applicable copyright and trade mark law.

2. Use License

  1. Permission is granted to temporarily download one copy of the materials (information or software) on Shiawase Production's web site for personal, non-commercial transitory viewing only. This is the grant of a license, not a transfer of title, and under this license you may not:
    1. modify or copy the materials;
    2. use the materials for any commercial purpose, or for any public display (commercial or non-commercial);
    3. attempt to decompile or reverse engineer any software contained on Shiawase Production's web site;
    4. remove any copyright or other proprietary notations from the materials; or
    5. transfer the materials to another person or "mirror" the materials on any other server.
  2. This license shall automatically terminate if you violate any of these restrictions and may be terminated by Shiawase Production at any time. Upon terminating your viewing of these materials or upon the termination of this license, you must destroy any downloaded materials in your possession whether in electronic or printed format.

3. Disclaimer

  1. The materials on Shiawase Production's web site are provided "as is". Shiawase Production makes no warranties, expressed or implied, and hereby disclaims and negates all other warranties, including without limitation, implied warranties or conditions of merchantability, fitness for a particular purpose, or non-infringement of intellectual property or other violation of rights. Further, Shiawase Production does not warrant or make any representations concerning the accuracy, likely results, or reliability of the use of the materials on its Internet web site or otherwise relating to such materials or on any sites linked to this site.

4. Limitations

In no event shall Shiawase Production or its suppliers be liable for any damages (including, without limitation, damages for loss of data or profit, or due to business interruption,) arising out of the use or inability to use the materials on Shiawase Production's Internet site, even if Shiawase Production or a Shiawase Production authorized representative has been notified orally or in writing of the possibility of such damage. Because some jurisdictions do not allow limitations on implied warranties, or limitations of liability for consequential or incidental damages, these limitations may not apply to you.

5. Revisions and Errata

The materials appearing on Shiawase Production's web site could include technical, typographical, or photographic errors. Shiawase Production does not warrant that any of the materials on its web site are accurate, complete, or current. Shiawase Production may make changes to the materials contained on its web site at any time without notice. Shiawase Production does not, however, make any commitment to update the materials.

6. Links

Shiawase Production has not reviewed all of the sites linked to its Internet web site and is not responsible for the contents of any such linked site. The inclusion of any link does not imply endorsement by Shiawase Production of the site. Use of any such linked web site is at the user's own risk.

7. Site Terms of Use Modifications

Shiawase Production may revise these terms of use for its web site at any time without notice. By using this web site you are agreeing to be bound by the then current version of these Terms and Conditions of Use.

8. Governing Law

Any claim relating to Shiawase Production's web site shall be governed by the laws of the State of INDONESIA without regard to its conflict of law provisions.

General Terms and Conditions applicable to Use of a Web Site.

Privacy Policy

Your privacy is very important to us. Accordingly, we have developed this Policy in order for you to understand how we collect, use, communicate and disclose and make use of personal information. The following outlines our privacy policy.

  • Before or at the time of collecting personal information, we will identify the purposes for which information is being collected.
  • We will collect and use of personal information solely with the objective of fulfilling those purposes specified by us and for other compatible purposes, unless we obtain the consent of the individual concerned or as required by law.
  • We will only retain personal information as long as necessary for the fulfillment of those purposes.
  • We will collect personal information by lawful and fair means and, where appropriate, with the knowledge or consent of the individual concerned.
  • Personal data should be relevant to the purposes for which it is to be used, and, to the extent necessary for those purposes, should be accurate, complete, and up-to-date.
  • We will protect personal information by reasonable security safeguards against loss or theft, as well as unauthorized access, disclosure, copying, use or modification.
  • We will make readily available to customers information about our policies and practices relating to the management of personal information.

We are committed to conducting our business in accordance with these principles in order to ensure that the confidentiality of personal information is protected and maintained.

Labels:

iklan